Kenapa disebut Uma Lengge? Ditinjau dari bahasa Bima, Uma Lengge terdiri dari dua suku kata yakni Uma dan Lengge. Uma artinya rumah, Lengge artinya alas yang diletakkan diatas kepala saat menjunjung barang atau benda. Jadi Uma Lengge berarti rumah yang memiliki alas tertentu yang disebut Lengge.
Lengge tersebut berfungsi sebagai penopang bagian atas bagunan. Selain itu, Lengge berfungsi untuk menghalau tikus atau hewan lain yang hendak naik di Uma Lengge.
Sebenarnya lengge bukan merupakan bahan bangunan utama dalam pembuatannya. Lengge berbahan kayu yang berukuran 40 cm x 40 cm, sebanyak empat buah yang diletakkan pada bagian atas tiang utama.
Uma Lengge sangat sulit untuk dinaiki ataupun dipanjat begitu saja kecuali dengan menggunakan tangga. Di sekelilingnya dipasang papan tebal dalam bahasa Bima di sebut "Kende" yang agak menonjol keluar sehingga tikus maupun manusia sulit untuk menggapainya.
Seiring dengan perubahan zaman dan terbatasnya sumber daya alam maka uma lengge dibuat dengan cara sederhana yang saat ini disebut Jompa oleh masyarakat suku Mbojo pada umumnya. Namun fungsi dan kegunaannya tetap sama dengan uma lengge sendiri. Perubahan konstruksi uma lengge dan jompa hanya pada bagian atapnya saja.
Uma lengge hanya bisa dibuat oleh masyarakat Wawo dan hanya berada di Kecamatan Wawo dan Kecamatan Donggo, namun di Kecamatan Donggo, Uma lengge disebut juga Uma Leme ( Rumah Runcing), sedangkan jompa hampir ada di seluruh desa yang ada di daerah Bima dan Dompu.
Oleh masyarakat tradisional sukum Mbojo, Jompa atau lumbung tidak hanya untuk menyimpan padi ikat namun juga untuk menyimpan padi gabah dan jenis palawija lainnya.
Lumbung padi tradisional ini mempunya lokasi khusus yang jauh dari rumah-rumah penduduk hal ini dilakukan untuk menjaga bila terjadi kebakaran. Walaupun jauh dari permukiman penduduk tidak serta merta ditinggal begitu saja namun ada petugas khusus yang menjaganya. Secara adat setempat disebut sebagai wadu Pamali