PELATIHAN MANASIK HAJI/UMROH
Untuk mencapai haji yang mabrur bukan saja dibutuhkan kemampuan untuk melaksanakan setiap tahapan prosesi ritual ibadah haji yang ada dengan sempurna; namun jauh lebih penting lagi dari itu adalah dibutuhkan kemampuan kita untuk memaknai secara mendalam setiap prosesi ritual yang kita jalani dalam ibadah haji tersebut.
Karenanya menjadi sangat penting bagi kita untuk membekali diri dengan sebaik-baiknya agar ketika saatnya panggilan tersebut datang, kita dapat menunaikannya dengan sebaik mungkin dan menjadikan kita sebagai haji yang mabrur. Atau sekalipun kita belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan haji, setidaknya dengan kita telah memahami makna dan nilai yang terkadung di dalam ibadah haji ini kita dapat mengimplentasikannya di dalam kehidupan kita dan mendapatkan manfaat yang besar dari itu.
Sama seperti ibadah-ibadah lainnya seperti shalat, puasa dan zakat yang tujuannya adalah mencapai ketakwaan, demikian juga halnya dengan ibadah haji. Hanya saja kekhususan ibadah haji; ibadah akbar yang diwajibkan setidaknya sekali seumur hidup bagi orang yang mampu melakukannya ini, memiliki rangkaian prosesi ibadah yang kuat yang jika dilakukan dengan baik dan benar mempunyai impact Permanenisasi Ketakwaan kita.
Yang dalam bahasa nusantara disebut mahardika atau jiwa yang merdeka. Karena itulah disabdakan bahwa “Sungguh haji yang mabrur tidak ada balasannya kecuali surga”. Dan tentu bukan saja surga di akhirat kelak, bahkan dengan kesucian dan ketakwaan yang kita capai itu, dalam kehidupan di dunia ini pun kedamaian surgawi itu dapat kita rasakan.
Haji secara bahasa berasal dari kata al-Hajju yang berarti menuju. Namun menuju disini punya kekhususan – yaitu menuju sesuatu yang paling esensial. Menuju yang hajat kita yang paling pokok. Menuju sesuatu yang paling penting dan paling kita butuhkan. Karena itu motivasi kita dalam berhaji ini haruslah benar dan tepat. Ini adalah bagian yang sangat penting untuk kita perhatikan ketika kita berhaji.
Sebab tentu ada beragam motivasi orang ketika mereka menjalankan ibadah haji ini. Dan ketika motivasi kita sudah salah, maka menjadi salahlah semua prosesi ibadah haji yang kita jalani. Menjadi tidak mabrurlah ibadah haji kita. Jadi, apa sebenarnya hajat atau kebutuhan manusia yang paling pokok itu dan hujjah seperti apa yang dapat membawa kita kepada hajat esensial kita tersebut? Mari kita pahami bersama prihal ini.
Dan untuk itulah di Taman Wisata Edukasi Religi Kebangsaan Jabal Rahmah Desa Jango, setiap peserta pelatihan Manasik Haji/Umroh akan dipahamkan esensi dari setiap alur yang ada di dalam pelatihan tersebut, seperti makna dari setiap simbol yang ada di dalam ibadah haji:
1. Ihram (artinya diharamkan)
2. Wukuf di Arafah (arafah artinya adalah pengenalan)
3. Mabit di Muzdalifah (muzdalifah artinya adalah kesadaran)
4. Mabit di Mina (mina artinya adalah cinta sejati/hakiki)
5. Tahalul Sugro (tahalul artinya adalah halal)
6. Wukuf di Ka'bah (wukuf artinya adalah mengelilingi)
7. Sa'i (artinya adalah berlari-lari kecil)
8. Tahalul Kubro
Semua esensi dari itu semua akan dijelaskan oleh pemateri yang ada di Taman Wisata Edukasi Religi Kebangsaan Jabal Rahmah Desa Jango, dengan memahami setiap esensi dari pelatihan manasik haji/umroh insya allah kita di dalam pelaksanaan ke tanah suci mekkah sudah dapat ilmunya dan dapat mempraktekannya.